Pagi ini baca koran Jawa Pos. Di halaman depan terpampang foto anak usia sekolah yang mengalami obesitas dan perlu dirawat di rumah sakit. Ini mungkin ke sekian kalinya. Obesitas pada anak di Indonesia mengalami peningkatan. Setidaknya menurut data dari google pun demikian. Jika Anda coba googling pun sepertinya akan menemukan hasil yang sama.
Bagaimana obesitas bisa terjadi? Obesitas terjadi karena adanya ketidak-seimbangan antara jumlah energi masuk dengan yang dibutuhkan tubuh, terutama pada anak. Obesitas akan mengganggu beberapa fungsi, meliputi berbagai macam fungsi yang dilakukan tubuh. Mulai dari pertumbuhan fisik, perkembangan dan aktivitas. Pada anak-anak, hal seperti ini tentunya akan sangat mengganggu. Karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Istilah awamnya, di awalnya saja sudah kurang bagus, bagaimana nantinya?
Maka dari itu, sebelum semuanya berubah menjadi semakin tidak terkendali, perlu dilakukan berbagai macam upaya dan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah obesitas pada anak di Indonesia. Bercermin pada apa yang terjadi di Amerika. Masalah obesitas pada anak-anak menjadi masalah nasional di Amerika. Kampanye 'Let's Move' kemudian digagas oleh Michelle Obama. Merupakan salah satu tindahan pencegahan obesitas. Usahakan anak-anak selalu bergerak atau berolahraga agar otaknya cerdas. Dan di usia dewasa tidak mengalami penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes.
Memang salah satu resiko atau efek dari obesitas pada anak adalah timbulnya penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes. Tentunya masih banyak lagi beberapa penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat berlebihnya berat badan ini. Pada intinya, kelebihan bobot akan menimbulkan dampak buruk. Dewasa ini bukan hanya Amerika yang menghadapi masalah obesitas pada anak. Hampir semua negera di dunia mengalami hal yang sama. Tak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, selain di perkotaan, di pedesaanpun jumlah anak yang mengalami obesitas semakin banyak. Mengkonsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak. Serta makanan tinggi karbohidrat dan gula dapat memicu terjadinya obesitas. Selain dari rendahnya aktivitas, ketersediaan makanan murah yang padat kalori, ukuran porsi yang besar, banyaknya gerai fast food dan tingginya konsumsi minuman ringan bergula diduga sebagai pemicu terjadinya obesitas.
Selain hal-hal tersebut di atas sebagai tindakan pencegahan, semestinya ada satu lagi tindakan yang efektif dan bisa dilakukan cukup sekali dalam setahun, yaitu dengan melakukan detox. Detoksifikasi, pembuangan toksin yang menumpuk di dalam tubuh. Sebenarnya, toksin ini jadi salah satu pemicu obesitas paling berperan dan juga paling berbahaya. Karena toksin masuk ke dalam tubuh tanpa disadari, berbarengan dengan asupan makanan jenis yang telah disebut. Toksin juga masuk melalui udara dan lingkungan, di mana kadar polusi telah di ambang yang sangat membahayakan.
Inilah sebenarnya yang jadi pengaruh utama mengapa obesitas pada anak di Indonesia meningkat pesat beberapa waktu ini. Ada baiknya jika Anda para orang tua mulai menjadwalkan program detox secara berkala pada anak-anak, terutama yang mulai menginjak usia remaja. Agar tidak terjebak pada masalah obesitas.
![]() |
Obesitas pada anak di Indonesia dapat dicegah dan diatasi dengan program detox secara berkala. |
Maka dari itu, sebelum semuanya berubah menjadi semakin tidak terkendali, perlu dilakukan berbagai macam upaya dan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah obesitas pada anak di Indonesia. Bercermin pada apa yang terjadi di Amerika. Masalah obesitas pada anak-anak menjadi masalah nasional di Amerika. Kampanye 'Let's Move' kemudian digagas oleh Michelle Obama. Merupakan salah satu tindahan pencegahan obesitas. Usahakan anak-anak selalu bergerak atau berolahraga agar otaknya cerdas. Dan di usia dewasa tidak mengalami penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes.
Memang salah satu resiko atau efek dari obesitas pada anak adalah timbulnya penyakit degeneratif seperti jantung dan diabetes. Tentunya masih banyak lagi beberapa penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat berlebihnya berat badan ini. Pada intinya, kelebihan bobot akan menimbulkan dampak buruk. Dewasa ini bukan hanya Amerika yang menghadapi masalah obesitas pada anak. Hampir semua negera di dunia mengalami hal yang sama. Tak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, selain di perkotaan, di pedesaanpun jumlah anak yang mengalami obesitas semakin banyak. Mengkonsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak. Serta makanan tinggi karbohidrat dan gula dapat memicu terjadinya obesitas. Selain dari rendahnya aktivitas, ketersediaan makanan murah yang padat kalori, ukuran porsi yang besar, banyaknya gerai fast food dan tingginya konsumsi minuman ringan bergula diduga sebagai pemicu terjadinya obesitas.
Selain hal-hal tersebut di atas sebagai tindakan pencegahan, semestinya ada satu lagi tindakan yang efektif dan bisa dilakukan cukup sekali dalam setahun, yaitu dengan melakukan detox. Detoksifikasi, pembuangan toksin yang menumpuk di dalam tubuh. Sebenarnya, toksin ini jadi salah satu pemicu obesitas paling berperan dan juga paling berbahaya. Karena toksin masuk ke dalam tubuh tanpa disadari, berbarengan dengan asupan makanan jenis yang telah disebut. Toksin juga masuk melalui udara dan lingkungan, di mana kadar polusi telah di ambang yang sangat membahayakan.
Inilah sebenarnya yang jadi pengaruh utama mengapa obesitas pada anak di Indonesia meningkat pesat beberapa waktu ini. Ada baiknya jika Anda para orang tua mulai menjadwalkan program detox secara berkala pada anak-anak, terutama yang mulai menginjak usia remaja. Agar tidak terjebak pada masalah obesitas.
No comments:
Post a Comment